Jakarta, 21 November 2019 – Harian Kompas, melalui pra-acara Kompas100 CEO Forum 2019, menyelenggarakan Kompas100 CEO Lunch Discussion yang bertajuk “Menggali Peluang dan Tantangan dari Kehadiran Teknologi Digital Menjelang 2020”. Acara ini merupakan salah satu rangkaian Kompas100 CEO Forum 2019 yang bertemakan “CEO Envisions to Win the Turbulence of Digital Disruption”. Tema tersebut mewakili semangat Kompas100 CEO Forum 2019 yang mengajak para CEO dan pemerintah untuk dapat mengambil peluang di tengah tantangan disrupsi digital yang memengaruhi perubahan lanskap di setiap tata kelola perusahaan.
Kompas100 CEO Lunch Discussion, yang dilaksanakan di Opal Room Hotel Fairmont Jakarta, mengundang para peserta diskusi yang berasal dari berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga pemimpin bisnis lintas industri. Para peserta diskusi meliputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Suharso Monoarfa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama, Direktur Utama PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono, Direktur Utama CIMB Niaga Tigor M. Siahaan, Direktur PT. Indofood Sukses Makmur Franky Welirang, Presiden Direktur PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata, dan Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Tokopedia Astri Wahyuni. Diskusi dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy.
Acara dibuka oleh CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama. “Diskusi seperti ini merupakan wadah yang sangat baik untuk kita semua, baik pemerintah maupun para pelaku industri agar terjadi sinergi yang baik antar pemangku kepentingan,” ujar Lilik. Hal tersebut ditekankan oleh Ninuk Mardiana Pambudy selaku moderator. Ninuk mengungkapkan bahwa berbagai peluang dan tantangan saat ini, terutama dalam konteks teknologi dan digitalisasi, harus didiskusikan bersama oleh pemerintah dan pelaku bisnis, terutama terhadap sektor yang menjadi fokus pemerintah; agar dampak dari hal tersebut memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnis dan ekonomi nasional.
Berdasarkan paparan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Suharso Monoarfa, tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah middle income trap. Menurut Suharso, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) harus mencapai minimum enam persen agar Indonesia dapat lepas dari tantangan middle income trap. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi digital, dan optimalisasi daya saing industri khususnya pada industri manufaktur dan konstruksi merupakan hal-hal yang harus diperhatikan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai enam persen.
Peserta diskusi lain yang merupakan para pemimpin bisnis memiliki pandangan lain mengenai optimalisasi pertumbuhan ekonomi nasional. Franky Welirang selaku Direktur PT. Indofood Sukses Makmur mengungkapkan bahwa sektor makanan dan minuman memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mengingat faktor konsumsi merupakan kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia. Menurut Franky, peran data konsumen yang lengkap dan terintegrasi adalah kunci untuk mengoptimalkan sektor makanan dan minuman agar strategi perusahaan menjadi lebih tepat guna. Pentingnya data yang terintegrasi juga diungkapkan oleh Astri Wahyuni selaku Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Tokopedia. Menurut Astri, data memiliki peran strategis terhadap sektor UMKM karena sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Astri berharap bahwa tata kelola data yang aman dan terintegrasi sebaiknya menjadi fokus pemerintah agar roda perekonomian yang digerakkan oleh para pelaku usaha dapat lebih optimal. Warih Andang Tjahjono selaku Direktur Utama PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia menambahkan bahwa peran data yang aman dan terintegrasi juga dapat membantu perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga dapat memiliki implikasi terhadap peningkatan indikator konsumsi dalam PDB Indonesia.
Pada sektor perbankan, peran tata kelola data yang aman dan terintegrasi memiliki peran yang strategis. Tigor M. Siahaan selaku Direktur Utama CIMB Niaga mengungkapkan bahwa tata kelola data yang aman dan terintegrasi memiliki pengaruh positif terhadap tata kelola bank dalam mengelola risiko dan melakukan proses auditing. Hal itu juga ditekankan oleh Suhendra Wiriadinata selaku Presiden Direktur PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. Menurut Suhendra, transparansi keuangan dan proses operasional yang berorientasi terhadap nilai tambah konsumen tidak bisa terjadi tanpa peran data yang aman dan terintegrasi.
Tata kelola data yang aman dan terintegrasi tidak hanya menjadi harapan para pelaku bisnis, tetapi juga menjadi harapan pemerintah daerah agar pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi daerah menjadi lebih optimal. “Tata kelola pemerintahan seperti Surabaya membutuhkan tata kelola data yang terintegrasi agar administrasi dan pelayanan publik menjadi lebih tepat guna,” ungkap Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya. Selain itu, semua peserta diskusi sepakat bahwa tata kelola data yang terintegrasi tidak bisa lepas dari tata kelola regulasi yang efektif dan efisien sehingga peran pemerintah pusat sangat penting untuk membuat regulasi yang tidak berbelit-belit. Diskusi mengenai tata kelola data disambut baik oleh Suharso. Menurut Suharso, pemerintah akan membuat regulasi yang berhubungan dengan tata kelola data yang aman dan terintegrasi agar strategi para pelaku usaha dapat lebih tepat guna.
Kompas100 CEO Lunch Discussion tidak hanya membahas mengenai tata kelola data yang aman dan terintegrasi dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah peluang dan tantangan disrupsi digital. Pembahasan mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia demi menanggulangi tantangan terhadap munculnya jenis pekerjaan baru, tata kelola regulasi yang dapat mengoptimalkan foreign direct investment, dan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang memiliki prasangka buruk terhadap investasi luar negeri. Melalui Kompas100 CEO Lunch Discussion, para peserta diskusi berharap bahwa pemerintah dan para pelaku usaha dapat berkolaborasi lebih baik dalam mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan disrupsi digital saat ini.