Diskusi Kompas100: “Membangun Ekosistem Digital yang Kompetitif”

Jakarta, 5 November 2019 – Harian Kompas, melalui pra-acara Kompas100 CEO Forum 2019, menyelenggarakan Diskusi Kompas100 yang berjudul “Membangun Ekosistem Digital yang Kompetitif”. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Kompas100 CEO Forum 2019 yang bertemakan “CEO Envisions to Win The Turbulence of Digital Disruption”. Tema tersebut mewakili semangat Kompas100 CEO Forum 2019 yang mengajak para CEO dan pemerintah untuk dapat mengambil peluang di tengah tantangan disrupsi digital yang memengaruhi perubahan lanskap tata kelola di setiap aspek manajemen perusahaan.

 

Acara yang dilaksanakan di Tanjung Room, Plataran Menteng Jakarta, mengundang narasumber dari berbagai latar belakang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam merespons fenomena disrupsi digital di Indonesia. Narasumber-narasumber tersebut antara lain: Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nurhaida selaku Wakil Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ririek Adriansyah selaku Direktur Utama Telkom, Ferry Unardi selaku CEO & Co-Founder Traveloka, dan Leontinus Alpha Edison selaku Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia. Diskusi ini mengupas tuntas mengenai bagaimana cara perusahaan dan pemerintah dalam membangun sebuah ekosistem digital yang mengintegrasikan segala aspek penting, seperti sumber daya manusia, manajemen operasional, teknologi, hingga pola pikir terbarukan; agar disrupsi digital menjadi sebuah peluang yang membuat perusahaan menjadi lebih produktif dan kompetitif.

 

Acara dibuka oleh Ninuk Mardiana Pambudy selaku Pemimpin Redaksi Harian Kompas. Ninuk menegaskan bahwa diskusi mengenai disrupsi digital sangat penting untuk diangkat, mengingat hal tersebut tidak hanya memiliki dampak yang signifikan terhadap daya saing dan produktivitas ekonomi jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. Ninuk berharap acara ini dapat memberikan wadah diskusi yang interaktif bagi para narasumber sehingga dapat memberikan nilai tambah melalui pengetahuan dan inspirasi, baik bagi para narasumber, maupun masyarakat.

 

Pembicara pertama adalah Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Menurut Semuel, peran pemerintah sangat diperlukan dalam merespons disrupsi digital di Indonesia. “Fokus kami sebagai pemerintah adalah membuat regulasi-regulasi yang memungkinkan teknologi dan ekosistem digital dapat melindungi dan memudahkan pengguna individu maupun organisasi agar mereka dapat lebih produktif dan kompetitif” ujar Semuel. Menurut Semuel, regulasi-regulasi yang menyulitkan teknologi dan ekosistem digital dalam memudahkan hidup harus dipangkas agar ruang gerak individu maupun perusahaan menjadi semakin dinamis dalam mencapai output yang diinginkan.

 

Nurhaida selaku Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK juga mengungkapkan hal serupa bahwa regulasi yang dibuat oleh lembaga pemerintah, baik kementerian maupun lembaga non-kementerian seperti OJK, juga harus membuat segala proses tata kelola perusahaan menjadi lebih mudah melalui teknologi. OJK sendiri memiliki prioritas untuk membuat proses tersebut menjadi lebih mudah, mengingat inklusi keuangan yang merata merupakan fokus OJK, demi membantu pemerintah dalam mendongkrak perekonomian nasional. Ia menegaskan bahwa regulator harus memudahkan proses, bukan menyulitkan.

 

Diskusi mengenai regulasi yang memudahkan proses tata kelola perusahaan melalui teknologi dan ekosistem digital juga direspons oleh para narasumber yang berasal dari latar belakang pelaku usaha. “Pemerataan penggunaan teknologi harus dilakukan agar perusahaan dapat berkontribusi nyata untuk membuat ekonomi menjadi lebih merata di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini yang menjadi fokus Telkom untuk membuat hal tersebut menjadi kenyataan melalui pembentukan ekosistem digital yang terintegrasi, baik di dalam maupun di luar perusahaan,” ujar Ririek Adriansyah selaku Direktur Utama Telkom. Menurut Ririek, perusahaan adalah agen perubahan yang dapat menjadi aktor utama di lapangan melalui pembentukan ekosistem digital membuat disrupsi digital menjadi sebuah peluang yang memberikan nilai tambah. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Leontinus Alpha Edison selaku Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia. Menurut Leontinus, ekosistem digital adalah kunci terjadinya pemerataan ekonomi saat ini dan di masa depan. Bahkan Tokopedia berambisi untuk menjadi Super Ecosystem agar dampak dari ekosistem digital dapat dirasakan oleh masyarakat hingga ke pelosok Indonesia.

 

Membangun ekosistem digital yang kompetitif tidak hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah, tetapi juga perusahaan. Hal ini berkaitan dengan kompleksitas ekosistem digital yang memerlukan etos kerja yang cerdas dan tangkas, baik bagi pemerintah maupun perusahaan. Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat ekosistem digital yang kompetitif merupakan cara yang strategis agar disrupsi digital dapat menjadi peluang yang dapat membuat perekonomian nasional menjadi lebih berdaya saing.