Transisi menuju Green Economy Bisa Serap 19,4 Juta Tenaga Kerja Baru!

Halo Para GeMas! Pada saat ini, negara kita sedang melaju untuk melakukan transisi menuju green economy atau ekonomi hijau. Alasan utama dilakukannya transisi ini adalah untuk mengatasi berbagai dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya krisis iklim yang terjadi di seluruh dunia.

Ternyata, transisi dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan ini memiliki dampak yang positif dalam sektor ketenagakerjaan. Maka dari itu, pemerintah perlu berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mempersiapkan roadmap atau peta jalan untuk transisi pekerja menuju ekosistem ekonomi hijau.

Green Economy Akan Berdampak Baik pada Sektor Ketenagakerjaan!

Dalam policy brief yang disusun bersama oleh Greenpeace Indonesia dan Center of Economic and Law Studies (Celios) dengan dengan judul “Dampak Transisi ke Ekonomi Hijau terhadap Perekonomian, Pemerataan, dan Kesejahteraan Indonesia,” ditemukan bahwa pergeseran menuju sumber energi bersih rendah karbon memiliki dampak yang signifikan pada sektor ketenagakerjaan.

Menurut hasil kajian tersebut, penerapan pembangunan ekonomi hijau dalam kurun waktu 10 tahun mendatang memiliki potensi untuk merangsang peningkatan penyerapan tenaga kerja hingga mencapai angka 19,4 juta orang. 

Peningkatan tersebut akan bersumber dari aktivitas langsung yang terkait dengan pembangunan ekonomi hijau, serta dukungan dari sektor-sektor terkait lainnya yang turut berperan dalam menunjang pertumbuhan ini.

Secara khusus, sektor ekonomi hijau yang paling menciptakan lapangan kerja adalah bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang mencapai angka 3,9 juta tenaga kerja. 

Selama periode transisi ini, lahan yang seharusnya dihindarkan dari aktivitas pertambangan dapat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat melalui berbagai skema, seperti perhutanan sosial atau koperasi pemanfaatan hasil hutan.

Selain itu, peralihan ke ekonomi hijau juga berpotensi melindungi wilayah pesisir dari kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan. Hal ini dapat memberikan manfaat melalui praktik perikanan berkelanjutan, yang akan meningkatkan kualitas hasil tangkapan. Upaya konservasi pesisir ini akan berdampak positif pada peningkatan lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat sekitar.

Green Economy Juga Menghasilkan Peningkatan Pendapatan Sejumlah Rp902,2T

Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Celios dan Greenpeace Indonesia, peralihan ke ekonomi hijau diharapkan dapat menghasilkan pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 902,2 triliun. 

Pendapatan ini akan berasal dari aktivitas langsung dalam pembangunan ekonomi hijau, termasuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, serta sektor-sektor tidak langsung yang mendukungnya.

Jika dilihat secara sektoral, pendapatan pekerja di sektor pertanian yang menjadi porsi tenaga kerja terbesar di Indonesia semakin membaik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanian menjadi sektor yang paling menarik minat generasi muda.

Setelah itu, industri pengolahan juga bisa mengalami peningkatan nilai ekonomi sampai Rp148,9 triliun, yang ditopang oleh kebutuhan industri baru seperti komponen energi terbarukan, industri daur ulang, dan industri ramah lingkungan lainnya.

Para GeMas (Generasi Emas), yuk tonton diskusi terkait dengan Indonesia Emas 2045 yang dibawakan langsung oleh CEO-CEO perusahaan terkemuka di Indonesia! Diskusi dengan topik “Menjawab Tantangan melalui Pengembangan Bisnis Keberlanjutan” bisa kalian temukan di YouTube Harian Kompas dan pada laman www.kompas100.kompas.id
Jangan lupa juga untuk mengikuti Instagram 14th Kompas100 CEO Forum Powered by PLN di @kompas100ceoforum untuk info dan update terkini lainnya!