Halo Para GeMas (Generasi Emas). Komoditas-komoditas strategis yang dimiliki oleh Indonesia adalah modal awal untuk mewujudkan visi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang. Namun syaratnya, berbagai potensi mineral tersebut perlu mengalami peningkatan nilai dan ekosistem industri pendukungnya harus baik.
Nah maka dari itu, jalan keluar dari permasalahan ini adalah hilirisasi. Nah, siapa nih di antara para GeMas yang pernah mendengar kata “hilirisasi” yang sering digaungkan oleh Presiden Joko Widodo? Nah pemerintah kita sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan hilirisasi sebagai langkah mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.
Pada artikel ini, para GeMas akan mengetahui apa itu hilirisasi yang sedang digencarkan di Indonesia dan berbagai manfaatnya untuk kemajuan negara kita. Yuk simak sampai habis, ya!
Definisi Hilirisasi
Dilansir dari Kementerian PANRB, Hilirisasi adalah suatu proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.
Terdapat tiga industri yang menjadi fokus dari hilirisasi di Indonesia, yaitu produksi Crude Palm Oil (CPO) atau kelapa sawit, tambang dan mineral (seperti nickel, bauksit, tembaga, dan nikel), dan gas untuk membuat produk metanol dan amonia.
Peran hilirisasi sangat penting untuk mencapai kedaulatan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada harga komoditas global. Dengan memajukan sektor hilir, Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga pasar global.
Sebagai contoh kasus nyata, Presiden Jokowi telah memaparkan kalau hilirisasi membuat nilai ekspor nikel yang awalnya ada di angka Rp32 triliun, menjadi Rp510 triliun, atau mengalami kenaikan nilai ekonomi sampai 15 kali lipat!
“Saya berikan contoh saja nikel, ini sering saya sampaikan waktu ekspor bahan mentah ini sebelum 2020, waktu ekspor bahan mentah kita setahun itu hanya dapat kira-kira 2,1 billion USD artinya hanya kurang lebih 32 triliun (rupiah), begitu dihilirisasi, diindustrialisasi menjadi 33,8 billion USD, dari 32 triliun (rupiah) menjadi 510 triliun (rupiah) kurang lebih”.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada acara Pengukuhan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di bulan Agustus 2023 lalu.
Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Hilirisasi menciptakan nilai tambah, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan dari ekspor. Peningkatan pendapatan nasional berpotensi mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menghasilkan Lapangan Kerja baru
Proses hilirisasi melibatkan kegiatan produksi yang lebih kompleks, menciptakan peluang pekerjaan di berbagai sektor ekonomi. Ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dan memajukan tenaga kerja Indonesia.
Meningkatkan Daya Saing Global
Dengan memiliki produk bernilai tambah, Indonesia dapat bersaing lebih baik di pasar internasional. Hilirisasi membuka peluang ekspansi perdagangan dan mengurangi ketergantungan pada harga komoditas.
Jadi para GeMas, hilirisasi yang sering digaungkan oleh Presiden Jokowi, menawarkan peluang besar bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, Indonesia dapat memperkuat jalannya untuk menjadi negara maju di tahun 2045 mendatang.
Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam implementasi hilirisasi, keseriusan pemerintah dan partisipasi aktif dari berbagai pihak diharapkan membawa Indonesia ke arah kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Para GeMas (Generasi Emas), yuk tonton diskusi terkait dengan Indonesia Emas 2045 yang dibawakan langsung oleh CEO-CEO perusahaan terkemuka di Indonesia! Diskusi dengan topik “Menjawab Tantangan melalui Pengembangan Bisnis Keberlanjutan” bisa kalian temukan di YouTube Harian Kompas dan pada laman www.kompas100.kompas.id
Jangan lupa juga untuk mengikuti Instagram 14th Kompas100 CEO Forum Powered by PLN di @kompas100ceoforum untuk info dan update terkini lainnya!
Sumber:
Kompas.id
Setkab.go.id
menpan.go.id