Menanti Lahirnya Unicorn di Industri Kesehatan

 

Industri kesehatan diyakini menjadi salah satu sektor yang memiliki prospek cerah. Bahkan, diprediksi akan muncul unicorn bidang kesehatan-bioteknologi dari Indonesia.

Kenapa industri kesehatan itu cerah? Tentu saja karena permintaannya yang begitu tinggi. Sama seperti makanan, ketergantungan kita terhadap produk maupun layanan kesehatan semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menjadi pembicara kunci dalam Kompas100 CEO Forum Ke-13 Powered by East Ventures – CEO Live Series #4: Masa Depan Sistem Pelayanan Kesehatan Berkelanjutan, di The Westin Jakarta, Jumat (25/11/2022). “Kesehatan menjadi bisnis yang menarik,” ujar Budi.

“Untuk para CEO, penting adalah spending untuk promotif preventif. Kita akan promosi ke orang-orang banyak sehingga nantinya masyarakat akan mau hidup lebih sehat,” tegas Budi.

Dikatakan pula bahwa potensi bisnis dari belanja Kementerian Kesehatan sekitar Rp 60 triliun–Rp 80 triliun per tahun, yang dari angka tersebut sebesar Rp 47 triliun digunakan untuk belanja produk dan jasa dalam negeri. “Tahun depan, kita mau menaikkan itu menjadi Rp 60 triliun. Tahun 2024, kalau bisa sudah 80–90 persen dari total belanja kita mau dari belanja dalam negeri,” ujar Budi.

Budi juga mengungkapkan, Indonesia masih kekurangan ribuan tenaga medis spesialis. Digitalisasi dan penggunaan teknologi maju pada sektor kesehatan juga menjadi perhatian serius pemerintah guna menghadirkan layanan kesehatan berkelanjutan.

Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto sebagai narasumber juga mengatakan hal serupa, tindakan preventif promotif harus menjadi fokus semua pihak agar Indonesia memiliki masa depan cerah. Faktor eksternal juga penting dan harus dikedepankan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Berbicara faktor eksternal, yang mungkin perlu diangkat adalah faktor lingkungan, iklim. Tidak dapat dimungkiri, hal tersebut memiliki faktor luar biasa terhadap bagaimana kita memastikan kesehatan karena ada ekosistemnya secara menyeluruh. Ini harus dimulai dari diri kita sendiri,” ujar Vera.

Vera menambahkan, ibu-ibu hamil juga harus memastikan dirinya ternutrisi dan terhidrasi dengan baik guna memastikan anak yang dilahirkan dalam kondisi kesehatan optimal serta mencegah stunting. Begitu pula ketika anak lahir karena nutrisi dan hidrasi sangat penting di setiap tahapan kehidupan.

“Kami di Danone, yang memiliki visi ‘One Planet One Health, tidak hanya memastikan bahwa produk kami secara nutrisi dan hidrasi memenuhi syarat dan memberikan manfaat bagi konsumen, tetapi juga memastikan bagaimana produk dan cara berkegiatan perusahaan secara lingkungan berkelanjutan,” tegas Vera.

Ketersediaan akses air bersih, pengelolaan sampah yang baik, serta memastikan edukasi yang tepat bagi konsumen harus dikedepankan agar upaya preventif promotif benar-benar terwujud. Vera berharap, kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak dapat membuat negara ini lebih siap menghadapi pandemi-pandemi dan tantangan kesehatan yang akan muncul pada masa-masa mendatang.

Asuransi dan layanan kesehatan

Sementara itu, Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy menyinggung tentang dampak Covid-19 terhadap industri asuransi. “Kami perusahaan asuransi menghitung risiko sakit, kematian. Kalau saya lihat, data dari perusahaan kita di Indonesia, dampak Covid-19 memang besar sekali. Pada waktu varian Delta, dampak risiko rata-rata kematian mengalami kenaikan antara 200 hingga 300 persen,” ujarnya.

Rasio kematian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum terjadinya pandemi serta tidak mengenal usia, baik usia produktif maupun lansia. Namun, sejak pemerintah gencar melakukan vaksinasi, termasuk vaksin penguat (booster), peningkatan kematian yang cukup tajam tersebut terus menyusut.

“Ada jalan keluar mengatasi pandemi, yaitu melalui vaksinasi booster. Meski risiko tersebut masih ada, dampaknya jauh lebih rendah. Jika dilihat data keseluruhan pada industri asuransi jiwa, industri kita, dampak lebih besar dan berkelanjutan yakni terkait kesehatan,” jelas Sainthan.

Sainthan juga menyoroti pentingnya gaya hidup sehat agar masyarakat dapat terhindar dari ancaman berbagai penyakit.

 

Pandemi yang mendorong akselerasi

 

Pada awal kemunculannya, Covid-19 membuat bingung banyak orang, terutama mereka yang terkait dengan layanan maupun industri kesehatan. “Kita bingung. Apakah mencoba mengobati orang sakit (pasien Covid-19) atau kita ke hulunya,” kata Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir.

Vaksin telah menjadi game changer (pendobrak) pada saat pandemi melanda. “Pembuatan vaksin Covid-19 menjadi sejarah baru bagi dunia kesehatan,” jelas Honesti.

Produsen vaksin berpacu dengan waktu, sedangkan untuk membuat vaksin membutuhkan waktu 7–10 tahun. “Itu menariknya. Berkat kolaborasi lembaga penelitian, industri, regulator, vaksin bisa selesai dalam waktu 1,5 tahun,” kata dia.

Terkait ketersediaan vaksin, Honesti menerangkan, Indonesia dengan penduduk 270 juta jiwa tidak mungkin mengandalkan impor, harus dapat melakukan langkah-langkah tepat agar bangsa ini lebih mandiri.

“Kita punya yang namanya Bio Farma, satu-satunya manufaktur vaksin yang ada di Indonesia. Kita buka komunikasi. Kita tidak sekadar beli impor (vaksin), tetapi juga harus bisa memproduksi sendiri. Kita tidak sendiri, tetapi berkolaborasi, di antaranya dengan lembaga penelitian dunia. Kemarin kita launching vaksin Indovac sebagai vaksin buatan anak negeri,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa riset yang membutuhkan anggaran besar, menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi Bio Farma dalam menciptakan vaksin.

 

Kesehatan preventif dan kearifan lokal

 

Ada pendapat menarik yang disampaikan Co-Founder & CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri, startup teknologi genom pertama di Indonesia. “Masa depan healthcare (layanan kesehatan) itu tidak jauh dari kearifan lokal kita, yakni primbon,” kata Sharlini.

Primbon, seperti diketahui merupakan warisan budaya Jawa yang menjadi pedoman bagi masyarakat dalam berbagai hal. “Misalnya, dalam primbon itu, seorang anak dilihat kapan waktu lahirnya, jam berapa? lalu bagaimana bapaknya, dan sebagainya. Lalu, ketika memasuki usia remaja harus puasa, menghindari makanan-makanan yang warnanya hitam,” ujar dia.

Prinsipnya sama dengan layanan kesehatan modern. “Kayak primbon, tapi (pada kesehatan modern) menggunakan evidence based (berbasis bukti). Misalnya dilihat kode genetiknya, apakah ada risiko kanker atau tidak,” jelasnya.

Dengan melihat dan menganalisis kode genetik itu, bisa ditentukan upaya-upaya preventif seperti apa yang diambil. “Apa yang harus kita lakukan supaya tidak terkena penyakit parah,” ujar dia.