Lintas Sinergi agar UMKM Naik Kelas

Riset yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia merupakan pemain utama ekonomi digital di Asia Tenggara. Pada 2021, kontribusinya mencapai Rp 1.000 triliun lebih atau 40 persen dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara.  Diprediksi masih terus meningkat hingga mencapai 146 miliar dollar AS atau Rp 2.200 triliun lebih pada 2025.

Geliat ekonomi digital di Tanah Air tidak bisa lepas dari peran sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut bahwa UMKM mengalami perkembangan signifikan pada masa pandemi Covid-19. Pada awal pandemi, baru terdapat 8 juta UMKM yang terhubung ke ekonomi digital. Berselang 2 tahun, tercatat sebanyak 20,24 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem ekonomi digital.  Hal itu dikatakan Teten saat menjadi pembicara kunci dalam Kompas100 CEO Forum Ke-13 Powered by East Ventures – CEO Live Series #3: Mendorong UMKM dan Ekonomi Kreatif Naik Kelas Melalui Go Digital, di The Westin Jakarta, Kamis (24/11/2022).

Terdapat dua aspek yang menjadi kunci dalam mempersiapkan UMKM Indonesia menghadapi disrupsi digital, yakni penguatan dan perbaikan fundamental digitalisasi UMKM. Upaya tersebut mencakup sumber daya manusia, literasi digital, tata kelola bisnis, dan penyiapan teknologi. Konsep Web 3.0 juga menjadi fokus bagi Kementerian Koperasi dan UKM dalam menghadirkan pilihan model bisnis pada era blockchain seperti saat ini.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki hadir secara daring.

Sinergi lintas sektor menjadi sebuah keharusan untuk mengakselerasi digitalisasi UMKM. “Sinergi lintas kementerian/lembaga salah satunya dilakukan melalui gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Ini dimaksudkan agar semua dapat bersinergi. Kami juga mulai memetakan dan bermitra dengan para agregator digital yang menjadi lokomotif transformasi digital UMKM,” tegas Teten.

 

Inisiatif hyperlocal penyelamat UMKM

 

Tokopedia menjadi salah satu decacorn yang dimiliki Indonesia. Bisnis Tokopedia yang memiliki valuasi lebih dari Rp 150 triliun tak lepas dari peran UMKM.

“Tokopedia sejak awal berdiri, 90 persen (mitra) adalah UMKM,” kata Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison.

Tentu saja, seluruh UMKM yang menjadi mitra Tokopedia telah melakukan digitalisasi. Transformasi yang dilakukan Tokopedia berjalan beriringan dengan UMKM, dari hari ke hari.  “Dulu, respons kita (terhadap konsumen) membutuhkan waktu lama. Tapi, sekarang menjadi semakin pendek (respons lebih cepat),” ujar Leon, sapaan akrabnya.

Leon kemudian menjelaskan soal inisiatif hyperlocal. Inisiatif itu membuat UMKM mitra Tokopedia bisa menjadi “raja” di kotanya sendiri. “Setiap konsumen yang browsing (di platform Tokopedia) akan mendapatkan pilihan produk-produk di sekitar mereka. Selama pandemi, hyperlocal sangat membantu UMKM,” ujar dia.

 

Pembinaan dan akses permodalan

 

Pihak perbankan juga memiliki andil besar terhadap meningkatnya daya saing UMKM dan transformasi digital di pasar global.

Direktur Ritel dan Syariah PT Bank DKI Babay Parid Wazdi mengamini hal tersebut. “Bank DKI merupakan bank pemerintah, yang mempunyai dua fungsi, yakni sebagai agent of development dan fungsi bisnis. Dan, untuk UMKM, ada dua pola yang kami terapkan, yaitu pola pembiayaan dan pembinaan. Kedua pola tersebut harus dapat jalan beriringan,” jelasnya.

Pada pola pembinaan, Bank DKI telah membina 300 ribu Jakpreneur, yang merupakan platform kreasi, fasilitasi, dan kolaborasi pengembangan UMKM melalui ekosistem kewirausahaan.

“Orang yang ingin menjadi pelaku UMKM, yang tadinya tidak terpikir menjadi pengusaha kita dorong agar menjadi pengusaha kecil-kecilan. Untuk itu kami melakukan training, di antaranya tentang cara mendaftarkan usahanya, membuat catatan keuangan, hingga membuat izin ke perangkat daerah,” jelas Babay.

Sementara itu, CEO ALAMI Dima Djani menyoroti masih banyaknya pelaku usaha kecil yang masih belum dapat membedakan urusan keuangan pribadi dan bisnis. Kebiasaan-kebiasaan dengan memanfaatkan teknologi menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Secara bertahap, pihaknya juga memberikan edukasi tentang pentingnya memilah-milah urusan keuangan pribadi dan bisnis.

Pihaknya membentuk program akselerator untuk memberikan bimbingan dan binaan kepada pelaku usaha kecil agar dapat menjalankan usahanya secara syariah. Partnership juga dilakukan untuk mendorong kemajuan bersama.

Dima juga menjelaskan, ALAMI merupakan salah satu platform yang sudah ada sebelum pandemi Covid-19. Hingga kini, teknologi finansial syariah ini memiliki lebih dari 100 ribu pengguna yang tersebar di 482 kota di Indonesia.

Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PT PNM Dicky Fajrian juga menekankan pentingnya transformasi digital agar dapat tumbuh dan bersaing di lingkup global. “UMKM tidak hanya cukup diberikan modal secara finansial, tetapi juga harus ada pembinaan. Itulah yang kita lakukan.”

Disebutkan pula bahwa digitalisasi memang memiliki tantangan tersendiri, tetapi di sisi lain membawa peluang untuk mendorong UMKM agar naik kelas. Oleh sebab itu, PNM berkomitmen untuk memberikan tiga modal utama, yakni modal finansial, modal intelektual, dan modal sosial.

“Kami membuka peluang untuk bersinergi dengan seluruh lembaga eksternal, dari perbankan, fintech, e-commerce, untuk bersama-sama berkolaborasi membangun percepatan pertumbuhan UMKM di Indonesia. Hal ini sesuai tagline PNM ‘Tumbuh, Peduli, dan Menginspirasi’,” pungkas Dicky.