Era Keemasan Ekonomi Digital di Indonesia

Pandemi Covid-19 di satu sisi merupakan bencana bagi umat manusia. Namun, di sisi lain, pandemi mendorong ekonomi digital bisa melaju lebih cepat.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengungkapkan, pada mulanya, pandemi membuat banyak orang kaget dan bingung.

“Namun, orang yang bingung malah bisa berinovasi,” kata Neneng saat menjadi salah satu narasumber dalam Kompas100 CEO Forum Ke-13 Powered by East Ventures – CEO Live Series #1: Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang didukung oleh East Ventures, di The Westin Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Kebingungan itu di antaranya terkait nasib para mitra Grab, yakni para driver ojek online maupun taksi online.

“Kasihan nih driver gak bisa antar orang,” ujar peraih gelar MBA dari Cleveland State University ini.

Seperti diketahui, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terutama pada awal pandemi memaksa banyak orang untuk lebih banyak tinggal di rumah dan mengurangi mobilitasnya. Dampaknya, para mitra Grab sepi “orderan”.

Namun, PSBB juga memicu munculnya peluang-peluang baru, yakni meningkatnya permintaan akan layanan antar makanan dan barang.

Inovasi

 

Grab berinovasi lewat layanan GrabAssistant, yakni semacam jastip (jasa titip) yang memberi kemudahan bagi konsumen untuk membeli barang apa pun sekalipun barangnya tidak tersedia di aplikasi Grab.

“Waktu itu, pokoknya mitra kami bisa mendapatkan income (pendapatan),” kata dia.

Setelah GrabAssistant, muncul inovasi berikutnya, Grab Mart. “Dengan bangga, kami mengatakan bahwa 5.200 pasar tradisional sudah on board ke GrabMart,” ujar dia.

Pasar-pasar tradisional itu tak hanya yang berada di kota besar, tetapi juga sampai ke kota-kota kecil. Pandemi seperti menyadarkan Grab bahwa kota-kota kecil itu punya potensi menjanjikan.

“Masa depan itu ada di kota kecil. Kalau kota kecil itu bisa maju, orang-orangnya tidak perlu urbanisasi ke kota,” kata dia.

Dari kiri, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, Country Managing Director Grab Indonesia Neneg Goenadi, CEO Telkomsel Mitra Indonesia Mia Melinda, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana dan Wakil Kepala Desk Ekonomi Harian Kompas Fajar Marta berfoto bersama selepas Kompas100 CEO Forum: CEO Live Series di The Westin Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Sementara itu, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana melihat, ekonomi digital di Indonesia mengalami perkembangan luar biasa dalam kurun satu dekade ini. “East Ventures itu mulai (berdiri) tahun 2009. Investasi pertama kita tahun 2010 di Tokopedia. Waktu itu, masih belasan transaksi per harinya,” ujar dia.

Namun, seperti yang kita lihat dalam satu dekade ini, Tokopedia berkembang begitu pesat. Selama semester I tahun ini, nilai transaksi bruto Tokopedia menembus Rp 132,5 triliun.

“Kami sangat beruntung menyaksikan pertumbuhan itu dari yang sangat kecil,” kata dia.

Melesatnya pertumbuhan Tokopedia didorong oleh semakin tingginya pengguna internet di Tanah Air. Saat ini, pengguna internet di Indonesia mencapai 77 persen atau sekitar 210 juta dari total penduduk.

Setelah tumbuh begitu pesat dalam satu dekade ini, terlebih dalam 2–3 tahun belakangan, apa yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang. Apakah pertumbuhan itu masih bisa terjadi, atau malah sebaliknya?

“Memang, dua tahun ini kita mengalami masa sulit karena pandemi. Namun, kita melihat ada akselerasi digital. Behaviour (perilaku) konsumen juga lebih mengadopsi digital. Kami percaya bahwa ke depan adalah era keemasan digital Indonesia,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) Mia Melinda mengatakan bahwa Telkomsel mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi digital. “Dari beberapa tahun yang lalu, kami memiliki wadah untuk membantu startup dari berbagai sisi,” kata dia.

TMI menjadi salah satu anak perusahaan Telkomsel yang bergerak di bidang modal ventura. Mereka memberikan akses permodalan kepada perusahaan-perusahaan, termasuk startup.

“Kami support para founder. Tidak hanya pendanaan, tetapi juga bagaimana mereka bisa scale up berkolaborasi dengan aset-asetnya Telkomsel,” kata Mia.

Telkomsel, kata Mia terbuka terhadap startup-startup yang ingin berkembang. “Kami ingin duduk bersama para founder kreatif, yang ingin mentransformasi ekonomi di Indonesia secara luas, memiliki produk yang berbeda untuk gear up (bersiap) menjadi pemenang,” pungkasnya. [*]